Membangun Pelayanan Public Yang Prima: Strategi Humas Dalam Meningkatkan Brand Image Sekolah
- Minggu, 15 Maret 2020
- Berita Pengumuman Sekilas-info Artikel
- Hendriana,S.T
Istilah hubungan masyarakat pertama kali dideklarasikan oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson, pada tahun 1807. Humas pada awalnya berkembang dari dunia hiburan dengan munculnya era press agentry. Pada masa ini para press agen menggunakan segala cara termasuk memanipulasi informasi asalkan pengguna jasa mereka menjadi terkenal. Era ini dikenal sebagaia era dimana praktek. humas dipakai secara negatif, sebuah era manipulatif. Komunikasi digunakan masih bersifat satu arah (one way communication) (Baharun, 2016).
Hubungan masyarakat adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan,direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah lembaga/ institusi dengan masyarakat (Harini, 2014, hal. 8-20). Dalam pengertian yang lain humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau lembaga. Humas dalam suatu lembaga pendidikan merupakan rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Jadi Humas adalah sebuah seni sekaligus ilmuasosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga melaksanakan program program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupuna lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Sedangkan menurut persatuan para ahli dan praktisi public relations (humas) yang menjadi satu dalam Internasional Public Relations Assosiation (IPRA) memberikan definisi kinerja public relations adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan Berdasarkan pandangana diatas, berikut (Luqman, 2013): 1) Aktivitas komuniksi dua arah denganapublik (perusahaan/organisasi), yang bertujuan untuk menumbuhkana saling percaya, dan saling membantu/ kerjasama, 2) Public secara terus-menerus dengan sengaja, dan mempertahankan antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan relation proses atau untuk menjalin komunikasi antara organisasi pihak luar organisasi, dan 3) Marston mengatakan adalah suatu perencanaan dengan masyarakat.
Humas Dalam Lembaga Pendidikan
Padaa dasarnya humasaatau public relations sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan untuk membangun image yang positif. Namun tidakahanya dalam sebuah perusahaan, pada sebuah lembaga sosial seperti lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk menyalurkan ilmu pada generasi penerus bangsa juga memerlukanafungsi manajemen humas (Trisakti, 2011, hal. 1-7).
Humas dalam sebuah lembaga pendidikan berperan untuk memasarkan dan membangun image yang baik, agara masyarakat mampu percaya pada lembaga pendidikan tersebut. Selain itu humas dalam lembaga pendidikan juga berperan untuk membina dan mengelola hubungan yang baik dengan publik internal seperti antara karyawan karena hubungan yang baik dalam publik internal sangata dibutuhkan untuk membangun dan menjaga lembaga pendidikan itu sendiri.
Selain dengan publik internal, humas dalam lembaga pendidikan juga berperan untuk membina dan menjaga hubungan yang baik dengan publik eksternal yaitu dengan masyarakat. Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat humas harus mampu menjaga hubungan baik tersebut. Humas juga harus mampu mendengar keinginan dan opini masyarakat.
Pada era global dimana segala sesuatunya sudah meningkat lebih cepat baik dalam masalah Pendidikan maupun teknologi akan menciptakan perubahan perubahan pada aspek kehidupan. Oleh karena itu lembaga pendidkan juga harus mampu menyeimbangi perubahan tesebut.
Pada era global lembaga pendidikan juga harus berani menghadapi persoalan global yang mungkin timbul akibat adanya perubahan pada aspek kehidupan masyarakat, khusunya mengantisipasi opini negatif dari masyakarat. Untuk menghadapi persoalan global dan mengantisipasi opini negatif suatu lembaga pendidikan memerlukan humas sebagai fungsi manajemen.
Humas Pembentuk Brand Image
Brand Image dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Brand (merek): merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Merek dapat menjadi nilai tambah bagi produk, baik itu produk yang berupa barang maupun jasa. Merek (Sutisna, 2001, hal. 83) adalah suatu nama, simbol, tanda desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebaga identitas suatu perorangan, organisasi, atau persahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. 2) Image (citra): Kotler dan Fox mendefinisikan citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran, kesan-kesan dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek (Soemirat, 2008, hal. 111-112).
Faktor-faktor pembentuk brand image menurut Shiffman dan Kanuk antara lain: 1) Kualitas atau mutu yang ditawarkan oleh produsen dengan brand tertentu, 2) Dapat dipercaya atau diandalkan, 3) Mempunyai kegunaan atau manfaat, 4) Pelayanan, berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumen, 5) Resiko berkaitan dengan untung dan rugi yang dialami oleh konsumen, 6) Harga, berkaitan dengan tinggi rendahnya biaya yang dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk , 7) Image dari brand itu sendiri yang berupa pandangan, kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu brand (Baharun).
Humas Dalam Meningkatkan Brand Image Sekolah
Peran seorang public relations sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi/ perusahaan/ lembaga pendidikan. Publicarelations sebagai jembatan antara perusahaan dengan publik atau antara manajemen dengan karyawannya agar tercapai mutual understanding (saling pengertian) antara kedua belah pihak. Public relation bertindak sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan dengan para karyawan (Setiadi, 1988, hal. 192).
Rosady Ruslan menyatakan bahwa peran public relations (Humas) antara lain: a) Penasehat Ahli (ExpertPrescriber). Seorang prakstisi pakar public relations yang berpengalaman dan wmemiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam menyelesaikan masalah berhubungan dengan publiknya (publicrelationship) (Handayaningrat, 1992). Hubungan praktisi pakar public relations dengan manajemen organisasi seperti hubungan dokter dengan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telahw disarankan atau usulan dari pakar public relations dalam memecahkan dan mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi. b) Fasilitator Komunikasi (Communications Fasilitator). Public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak menejemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, public relations juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak (Baharun, 2016,hal. 96-107). c) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator). Peranan public relations dalam proses pemecahan proses public relation adalah bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) sehingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dan mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. d) Teknisi Komunikasi (Communications Technician). Peran communication technician menjadikan praktisi public relations menjadi Jurnalis in resident yang hanya menyediakan ayanan teknis komunikasi atau yang dikenal dengan method of communication in organization (Ruslan, 2005). Menurut Cutlip dan Center dalam peranan public relations ketika berkomunikasi dikenal dengan “the 7 C’s of Communication” yaitu: (1) Crebility. Komunikasi dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima pesanan itu berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya, (2) Contex. Suatu program komunikasi mestinya berkaitan langsung dengan lingkungan hidup atau keadaan sosial hidup yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperlihatkan sikap partisipatif, (3)Content. Pesanan yang akan disampaikan mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai nilai yang berlaku bagi banyak orang dan bermanfaat. (4) Clarity . Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti atau mempunyai arti antara komunikator dengan komunikannya, (5) Contunuity and Consistency. Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya memerlukan pengulangan pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervariasi, yang merupakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar, (6) Channel. Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam menyampai kan pesan yang dimaksud, (7) Capability of audience. Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audiensnya, yaitu melibatkan beberapa faktor adanya suatu kebiasaan. Kebiasaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan kampanye.
Peran public relations (humas) di sekolah sebenarnya bisa membantu menetralisir persoalan sekolah. Sesuai tugasnya, Humasa memiliki peran ganda dalam kinerjanya yaitu fungsi internal dan eksternal. Menurut M. Linggar Anggoro (2001) dalam bukunya Teori dan Profesi Kehumasan, kegiatan Humas internal lebih kepada membangun komunikasi dan distribusi informasi ke dalam personal di lembaganya. Sementara fungsi eksternal Humas lebih bersentuhan dengan pihak luar, khususnya yang berkompeten.
Dalam proses pencapaian untuk menciptakan image yang baik dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat serta mewujudkan visi dan misi yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan, humas harus mempunyai strategi kegiatan humas pada lembaga pendidikan. Strategi kegiatan humas ini merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk mencapai tujuan humas Strategi-strategi humas pada lembaga pendidikan adalah : 1) Menentukan tujuan apa yang ingin dicapai oleh pihak yang terlibat dalam manajemen lembaga pendidikan, 2) Humas harus menetukan strategi apa yang akan digunakan untuk melaksanakan program perencanaan tersebut, 3) Humas juga harus menetukan program kerja yang akan digunakan dan dilaksanakan sesuai dengan langkah langkah yang telah direncakan atau dijadwalkan, dan (4) Humas harus menetukan anggaran dana yang telah dipersiapkan serta daya pendukung yang bersifat khusus.
Humas Sebagai Media Pembentuk Brand Image (Citra) Sekolah
Dalam mempercepat kemajuan yakni branding untuk meningkatkan pencitraan sekolah dan pendidikannya. Keberadaan branding sangat vital untuk suatua lembaga pendidikan, hampir setiap lembaga pendidikan saat ini mempunyai branding, hal tersebut dilakukan agar lembaga pendidikan mempunyai cirin khas tersendiri dimata masyarakat.
Dengan adanya branding (pencitraan), maka lembaga pendidikan akan semakin mantap untuk memajukan pendidikannya Public relations (humas) merupakan media pembentuk image (citra), hal ini dimaksudkan karena tujuan sentral humas adalah mengacu kepada kepentingan pencapaian sasaran (target) atau tujuan untuk menciptakan suatu citra dan reputasi positif suatu lembaga.
Seperti halnya taktik pemasaran, Silih Agung Wasesa dalam bukunya Strategi public Relations (2005) mengatakan humas juga memiliki dua pendekatan dimana antara pendekatan yang satu dan pendekatan yang lainnya memiliki keterkaitan. Strategi Humas tersebut antara lain (Wasesa, 2005, hal. 219-220): 1) Menawarkan janji (informasi sekolah tujuan), dimana kepiawaian Humas dalam mengirimkan informasi mengenai tujuan ke segmen – segmen yang dituju. Disinilah peran Humas untuk membuat dan menyebarkan informasi tentang Sekolah beserta keunggulan baik melalui media cetak maupun media elektronik, 2) Memberikan bukti (atas informasi yang disebarkan), Humas sekolah harus mampu membangun kesan yang kuat bahwa informasi infornasi yang akan dibuktikan kepada wali murid adalah informasi yang benar, bahkan dengan menggunakan konsep Experiental Public Relations, Humas juga harus mampu memunculkan kejutan-kejutan tertentu untuk para wali murid nantinya.
Strategi Humas Dalam Manajemen Sekolah
Peran humas dalam sebuah lembaga pendidikan sangat menentukan dan menunjang hidup tidaknya suatu lembaga, karena peran humas sangat berpengaruh sekali hususnya pada brand/merek atau daya tawar kepada masyarat. Apabila strategi humas dijalankan dengan maksimal maka akan berpengaruh kepada daya saing penerimaan peserta didik baru.
Dari hasil uraian di atas, maka perlu untuk memberikan beberapa saran yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak, antara lain: Sekolah sekiranya dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang great sekolah serta lebih meningkatkan kerjasama dengan wali murid, universitas dari dalam maupun luar Negeri dan media cetak maupun elektronik, agar tujuan dari promosi sekolah dan publikasi dalam rangka pembentukan image Sekolah dapat terwujud lebih baik lagi dan diharapkan lebih meningkatkan kedisiplinan, meningkatkan kinerja organisasi, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Kesimpulan
Dalam menumbuhkan image sekolah strategi yang harus digunakan adalah sebagai berikut: Pertama, Menumbuhkan loyalitas dan kesadaran Organisasi, yaitu dengan memberikan pemahaman yang komprehensif kepada stakeholders dan civitas sekolah serta memberikan job descriptions yang jelas kepada semua komponen dengan menggunakan media pertemuan-pertemuan serta pelatihan dan melaksanakan kegiatan rutin yang harus diikuti oleh semua anggota organisasi, seperti senam pagi bersama, jalan sehat,mancing dan lain-lain dan lain-lain yang diadakan bertepatan pada hari libur sekolah maupun hari-hari besar lainnya.Kedua, Menumbuhkan Kesan kualitas Sekolah. Secara internal, meningkatkan mutu dengan menfasilitasi civitas sekolah dengan sarana pra sarana yang lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar. Memberikan kesan kualitas sekolah setara dengan sekolah yang sudah maju, dalam kedisiplinan dan proses belajar mengajar. Secara eksternal, melakukan sosialisasiakepada masyarakat tentang prestasi yangadiraih siswa, baik prestasi akademik maupun non akademik, keberadaan alumni yang berhasil melanjutkan studi ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan memberikan kontribusi di masyarakat dalam menumbuhkan kesan kualitas Sekolah. Ketiga, Menumbuhkan Asosiasi citra dengan serangkaian aktivitas: (1) Kegiatan ekstra kulikuler yang membangun daya kreativitas siswa, (2) Menanamkan enterpreneur skill yang dapat menjadi bekal hidup, dan (3) Melakukan kerjasama (MOU) dengan berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.